Bitcoin Semakin Unggul dalam Perdebatan antara Emas vs Kripto

Berita Crypto , Monday, 14 July 2025
Posted by Rima Dwi Astuti

Bitcoin vs Emas: Kenapa Pecinta Emas Perlu Pertimbangkan Investasi Kecil di Crypto

Ketika pendukung emas, Debra Robinson, menyindir, “Bayangkan membayar Rp1,8 miliar hanya untuk angka buatan manusia,” ia menyuarakan pandangan umum di kalangan pencinta logam mulia. Namun, analis keuangan ternama dan pendukung Bitcoin, Lyn Alden, memberikan saran sederhana:

“Kalau kamu suka emas, coba alokasikan sekitar 5% dari investasi emasmu ke Bitcoin. Ini bisa jadi cara untuk lindungi risiko kalau Bitcoin terus tumbuh. Setelah itu, tinggal santai saja.”

Kenapa Pecinta Emas Perlu Memperhatikan

Saat ini, harga Bitcoin hampir menyentuh Rp1,8 miliar (sekitar $118.000) per koin, setelah mencetak rekor tertinggi baru. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran global soal inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Bitcoin sekarang memiliki nilai pasar lebih dari Rp36.000 triliun (sekitar $2,2 triliun), bahkan sudah melampaui perak. Sekitar 100 perusahaan publik seperti BlackRock dan perusahaan investasi besar lainnya telah mengumpulkan hampir 1,3 juta BTC—sekitar 6% dari total suplai yang ada.

Di sisi lain, harga emas juga masih tinggi, mendekati rekor Rp57 juta per ons (sekitar $3.500), yaitu di kisaran Rp54 juta (sekitar $3.355). Tapi saran Alden bukan berarti harus meninggalkan emas, melainkan soal manajemen risiko.

Contohnya, jika kamu punya Rp1 miliar di emas, mengalokasikan Rp50 juta ke Bitcoin bisa jadi semacam “asuransi.” Kalau Bitcoin terus naik dan mulai menggantikan emas sebagai aset penyimpan nilai, kamu ikut untung. Kalau pun gagal, kerugiannya kecil.

Seperti kata Alden:

“Kamu bisa pergi liburan ke pantai dan nggak usah mikirin Bitcoin lagi.”

Dari Perspektif Waktu: Bitcoin Dulu dan Sekarang

Vijay Boyapati, penulis The Bullish Case for Bitcoin, memberikan pandangan menarik:

“Dulu di tahun 2013, saya sarankan beli Bitcoin sebagai perlindungan kalau-kalau emas gagal. Tapi sekarang, saya lihat emas justru jadi perlindungan kalau Bitcoin yang gagal.”

Komentar ini menunjukkan betapa besar perubahan posisi Bitcoin dalam 10 tahun terakhir. Dulu Bitcoin hanya dianggap sebagai alternatif cadangan. Sekarang, bagi banyak orang, Bitcoin justru jadi aset utama, dan emas hanya pelengkap.

Namun, masih ada yang ragu. Tokoh anti-Bitcoin terkenal, Peter Schiff, baru-baru ini tetap menyarankan orang untuk jual Bitcoin dan beli perak. Menurutnya, Bitcoin terlalu berisiko, dan perak punya potensi lebih tinggi dengan risiko lebih rendah.

Namun, seiring makin banyaknya perusahaan besar dan investor institusi yang masuk ke Bitcoin, peringatan seperti dari Schiff semakin tidak didengar.

Kesimpulan

Mengalokasikan sebagian kecil dari portofolio logam mulia ke Bitcoin adalah langkah rasional untuk menghadapi perubahan teknologi yang cepat. Seiring meningkatnya adopsi, likuiditas, dan minat institusional terhadap Bitcoin, logika “hedging” (perlindungan risiko) dengan crypto semakin kuat.

Meskipun para maksimalis emas mungkin menertawakan ide membayar mahal untuk “angka digital,” faktanya Bitcoin sedang mengubah peta aset penyimpan nilai dunia. Seperti yang dikatakan Alden dan Boyapati: menaruh sedikit di Bitcoin bukan spekulasi liar—melainkan langkah cerdas untuk menghadapi masa depan yang terus berubah.

Didukung oleh
DepoCrypto.com © 2023