Elon Musk dan startup AI-nya xAI meluncurkan Grok AI baru-baru ini. Motivasi utama pembuatan chatbot AI ini, menurut perusahaan, adalah untuk membekali umat manusia dengan alat AI yang mampu membantu penelitian dan inovasi.
Grok AI bukan hanya penyedia informasi yang serius tetapi juga memiliki selera humor dan sedikit sifat pemberontak. Ia mampu menjawab pertanyaan dengan cerdas dan ringan. Hal ini menambah dimensi unik dan menarik pada pengalaman pengguna, menjadikan Grok lebih menarik dan menyenangkan untuk diajak berinteraksi.
Musk mencatat bahwa Grok tersedia untuk pengguna platform X melalui langganan X Premium Plus, dengan biaya $16 per bulan. Namun, perlu dicatat bahwa Grok saat ini hanya tersedia untuk kelompok pengguna tertentu di Amerika Serikat.
Charles Hoskinson, pendiri Cardano, memprediksi empat gelombang kritik yang akan dihadapi Grok AI.
Pertama, kritik akan berfokus pada utilitas dan nilai Grok AI, dengan argumen bahwa model ini tidak menawarkan nilai tambah dibandingkan model AI lain seperti ChatGPT dari OpenAI atau model AI Google, Bard.
Kedua, Hoskinson memprediksi bahwa Grok AI akan dikritik karena berpotensi mengancam demokrasi. Jika tidak dikendalikan dengan baik, Grok AI bisa digunakan untuk memanipulasi opini publik, menyebarkan disinformasi, atau memperkuat pandangan ekstremis.
Gelombang kritik ketiga, menurut Hoskinson, akan menyalahkan Grok AI atas penyebaran disinformasi oleh kelompok alt-right. Ini adalah tuduhan serius, karena menunjukkan bahwa Grok AI bisa secara tidak sengaja memicu penyebaran informasi palsu dan berbahaya. Gelombang kritik terakhir yang diprediksi Hoskinson adalah seruan untuk melarang Grok AI.
Ini adalah eskalasi kekhawatiran yang signifikan, karena menunjukkan bahwa kontroversi seputar Grok AI bisa memicu respon regulasi. Namun, seruan untuk melarang teknologi AI bukanlah hal baru, seringkali muncul ketika kekhawatiran tentang penyalahgunaan, privasi, atau keamanan mencapai titik kritis.
Source : https://coingape.com/
