Pi Network adalah platform yang memungkinkan pengguna untuk menambang Pi, mata uang crypto baru yang bertujuan untuk bersaing dengan Bitcoin.
Berbeda dengan mata uang crypto lainnya, Pi Network dapat ditambang menggunakan smartphone, membuatnya lebih mudah diakses oleh banyak orang.
Berbeda dengan mata uang crypto lain seperti Bitcoin yang menggunakan algoritma Proof of Work (PoW) yang memerlukan daya komputasi tinggi, Pi Network menggunakan teknik “Proof of Stake” (PoS).
Pengguna hanya perlu menekan tombol di aplikasi Pi Network sekali setiap 24 jam untuk menunjukkan partisipasi mereka.
Pi Network menggunakan protokol keamanan berlapis untuk menjaga integritas jaringan. Untuk mencegah tindakan penipuan, pengguna harus memverifikasi identitas mereka melalui akun media sosial dan melalui proses KYC (Know Your Customer).
Namun, dengan basis pengguna yang cukup dan keandalan jaringan, proyek ini bertujuan untuk beralih menjadi mata uang crypto yang terdesentralisasi dan berfungsi penuh.
Pi Network didirikan oleh akademisi dari Stanford University, Nicolas Kokkalis dan Chengdiao Fan pada tahun 2018. Aplikasi Pi Network diluncurkan pada 14 Maret 2019.
Pi Network memiliki 4 jenis pengguna: Pioneer, Contributor, Ambassador, dan Nodes. Pada 5 Januari 2023, ada lebih dari 35 juta Pioneer yang menambang Pi.
Pada 6 April 2023, Pi belum memiliki nilai dan belum dapat diperdagangkan di bursa manapun.
Namun, pada 29 Desember 2022, bursa crypto Huobi Global mengumumkan daftar PI. Harga PI melonjak 461,3% dalam 24 jam setelah pengumuman tersebut.
Meskipun demikian, Pi Network memperingatkan terhadap daftar token mereka di Huobi dan bursa lainnya, menyatakan bahwa mereka belum “mengotorisasi daftar bursa apa pun” pada 29 Desember 2022.
Meskipun Pi Network menawarkan pendekatan inovatif dalam dunia mata uang crypto, masa depannya masih belum pasti.
Sementara beberapa melihat potensi besar dalam proyek ini, lainnya memandangnya dengan skeptis.
Source : https://pintu.co.id/