Jakarta - Fidelity resmi menyerahkan formulir ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk pengajuan ETF Ethereum Spot. Langkah ini mengikuti persetujuan awal tahun atas ETF Bitcoin spot pertama di AS, di mana Fidelity muncul sebagai salah satu penerbit awal.
Persetujuan ETF Bitcoin spot pada Januari, membantu mendorong harga BTC ke rekor USD 73.000 atau setara Rp 1,15 miliar (asumsi kurs Rp 15.883 per dolar AS).
Akibatnya, para pengamat industri kini berspekulasi mengenai mata uang kripto besar berikutnya yang akan dikemas ke dalam ETF. Ethereum sering kali menduduki puncak daftar kandidat.
Fidelity Ethereum Fund bertujuan untuk menerbitkan perdagangan saham di Chicago Board Options Exchange (CBOE). Ini juga memperkenalkan fitur baru dari staking, menawarkan investor jalan baru untuk mendapatkan imbalan.
"Tujuan investasi Trust adalah untuk melacak kinerja ether, yang diukur dengan kinerja Tingkat Referensi Fidelity Ethereum, disesuaikan dengan pengeluaran Trust dan kewajiban lainnya,” kata Fidelity dalam pengajuannya, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (28/3/2024).
Pengajuan ini bukanlah upaya pertama Fidelity dalam ETF Ethereum. Perusahaan ini awalnya mengajukan pengajuan pada November 2023 bersama raksasa keuangan lainnya seperti BlackRock, VanEck, dan ARK Invest.
Namun, jalan menuju persetujuan penuh dengan hambatan regulasi. SEC baru-baru ini memulai upaya hukum untuk menantang status Ethereum, menimbulkan ketidakpastian atas masa depan ETF Ethereum. Meskipun demikian, para pelaku industri yang optimis, seperti Chief Legal Officer GrayScale Craig Salm, tetap bersikap positif.
Sejalan dengan perjalanan ETF Bitcoin, Salm menyarankan dasar yang diletakkan oleh negosiasi sebelumnya dapat menyederhanakan proses persetujuan untuk ETF Ethereum.
Source : https://www.liputan6.com/