Jakarta - Platform pertukaran mata uang kripto yang berbasis di Inggris, Lykke mengungkapkan bahwa pihaknya terpaksa menutup layanan setelah terjadi pelanggaran yang berujung pada peretasan. Peretasan itu menyedot dana digital senilai USD 22 juta atau sekitar Rp 358,5 miliar.
Mengutip News.bitcoin.com, Kamis (13/6/2024) Lykke mengungkapkan bahwa serangan peretasan itu terjadi pada 4 Juni lalu. Namun platform tersebut memastikan bahwa dana klien aman dan dana yang dicuri akan dikembalikan.
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan melalui platform media sosial X, Lykke menyatakan bahwa sistem yang terkena dampak telah ditutup untuk membatasi kerusakan sementara akibat pelanggaran keamanan.
Masalah itu juga telah diperiksa secara menyeluruh dan ditangani sepenuhnya, jelas platform tersebut.
Konfirmasi peretasan ini terjadi sehari setelah peneliti ancaman Web3, Somaxbt, menuduh Lykke menyembunyikan pencurian tersebut.
Meskipun mengakui parahnya peretasan, Lykke dengan cepat menyoroti posisi keuangannya yang kuat.
Pertukaran kripto itu menyatakan bahwa mereka telah mendapat informasi tentang siapa yang mungkin melakukan serangan peretasan.
"Investigasi kriminal terhadap orang ini sedang berlangsung. Sebuah perusahaan keamanan siber eksternal telah dikontrak dan berupaya memblokir dan memulihkan aset yang dicuri. Kami menutup bursa sebagai tindakan pencegahan," jelasnya.
Dalam laporan terpisah, DL News menyebut Bitcoin (BTC) menyumbang setengah dari aset kriptoyang dicuri, sementara Ethereum (ETH), Bitcoin cash (BCH), dan Litecoin (LTC) merupakan sisanya. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa setelah serangan itu, peretas mengubah ETH yang dicuri menjadi stablecoin DAI, dan BTC didistribusikan ke beberapa dompet.
Sumber : https://www.liputan6.com/