Regulasi Stablecoin: Persaingan Amerika Serikat vs Hong Kong dalam Dominasi Keuangan Digital
Pasar stablecoin global kini sudah melebihi $250 miliar, dan sedang dibentuk oleh regulasi baru yang akan menentukan arah inovasi dan persaingan ke depan. Dua pemain utama, Amerika Serikat dan Hong Kong, baru saja mengesahkan aturan baru terkait stablecoin berbasis fiat (mata uang resmi). Perbedaan pendekatan ini akan memengaruhi penerbit, investor, dan strategi keuangan global.
Dua Pendekatan yang Berbeda
Amerika Serikat – GENIUS Act
- Disahkan pada 18 Juli 2025 di bawah Presiden Trump.
- Fokus utama: pengawasan ketat dan mendukung dominasi Dolar AS.
- Untuk penerbit stablecoin dengan total peredaran di atas $10 miliar, pengawasan dilakukan oleh lembaga federal seperti OCC.
- Aturan penting:
- Cadangan harus 1:1 dengan aset likuid berkualitas tinggi (seperti obligasi AS jangka pendek).
- Dilarang memberikan bunga atau aktivitas pinjaman.
- Wajib patuh terhadap aturan anti pencucian uang (AML) dengan denda hingga $100.000 per hari jika melanggar.
- Dampak: Mendukung pemain besar seperti USDC dan memperkuat posisi Dolar AS, namun membuat sulit bagi proyek kecil untuk bersaing karena biaya kepatuhan sangat tinggi.
Hong Kong – Stablecoins Ordinance
- Berlaku mulai 1 Agustus 2025 (disahkan 21 Mei 2025).
- Bagian dari kerangka LEAP: Licensing (Lisensi), Education (Edukasi), Application (Aplikasi), Protection (Perlindungan).
- Penerbit harus berbadan hukum di Hong Kong dan punya modal minimal HKD 25 juta (sekitar USD 3,2 juta).
- Bank dibebaskan dari beberapa aturan.
- Stabilitas dicapai dengan cadangan 1:1 dan tidak mengizinkan stablecoin algoritmik.
- Bisa menerbitkan stablecoin berbasis berbagai mata uang seperti HKD, USD, atau RMB offshore.
- Standar AML sesuai dengan aturan internasional (FATF).
Siapa yang Diuntungkan?
AS: Menguntungkan Pemain Besar
- Perusahaan besar seperti Circle (USDC) akan tetap dominan.
- Biaya patuh regulasi bisa mencapai jutaan dolar per tahun, sulit bagi pemain kecil.
- Tujuannya jelas: menjaga stabilitas keuangan dan memperluas dominasi Dolar.
- Tapi, karena biayanya tinggi, banyak proyek mulai melirik wilayah lain seperti Hong Kong atau UAE.
Hong Kong: Inovasi Terpilih
- Pemerintah hanya akan mengeluarkan sedikit lisensi, dan hanya untuk perusahaan yang sudah mapan.
- Fleksibel karena bisa membuat stablecoin dalam banyak mata uang, cocok untuk pasar Asia-Pasifik.
- Dukung tujuan Belt and Road Initiative (BRI) China.
- Tapi tetap sulit diakses oleh startup kecil atau asing karena seleksi ketat dan biaya kepatuhan.
Persaingan Geopolitik: Siapa Penguasa Uang Digital Dunia?
AS: Dorong Dominasi Dolar Lewat Stablecoin
- Stablecoin berbasis Dolar harus disokong oleh obligasi negara AS.
- Ini berarti semakin banyak orang memakai stablecoin, semakin besar permintaan atas utang pemerintah AS.
- Tapi negara lain melihat ini sebagai cara AS mendominasi sistem keuangan global secara digital.
Negara Lain Mulai Melawan
Beberapa negara kini membuat aturan stablecoin sendiri untuk mendukung mata uang lokal:
- Hong Kong: Stablecoin berbasis HKD, USD, atau RMB offshore.
- Singapura: Framework stablecoin berbasis SGD.
- UAE, Jepang, Korea Selatan, Bahrain, Kazakhstan, dan Inggris: Semua sedang mengembangkan stablecoin berbasis mata uang lokal mereka.
Tujuannya: menjaga kedaulatan moneter dan mengurangi ketergantungan pada Dolar.
Hong Kong dan Belt and Road Initiative (BRI)
Aturan stablecoin Hong Kong juga mendukung proyek besar China, BRI, yang menargetkan negara-negara berkembang:
- Stablecoin bisa mengurangi biaya transfer lintas negara dari 5–7% menjadi hampir nol.
- Dalam proyek BRI seperti pelabuhan di Pakistan atau pembangkit listrik di Indonesia, transaksi stablecoin bisa menghemat ratusan ribu dolar.
- Juga cocok untuk negara-negara Global South yang tidak percaya dengan sistem perbankan lokal mereka.
- LEAP mendorong penggunaan teknologi blockchain dan edukasi finansial digital.
Kesimpulan: Dunia Stablecoin Semakin Terpecah
Dua arah berbeda kini terlihat jelas:
- AS: Aturan ketat, pasar besar, tapi sulit ditembus. Fokus pada dominasi Dolar.
- Hong Kong: Lebih fleksibel, multi-mata uang, tapi selektif. Dukung ekspansi finansial China dan pasar Asia.
Penerbit stablecoin kini dihadapkan pada pilihan:
- Masuk pasar AS yang dominan tapi mahal,
- atau ke Hong Kong yang inovatif tapi selektif.
Persaingan ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga perebutan pengaruh keuangan global di era mata uang digital.