Bitcoin Turun ke Level Terendah Lebih dari Tujuh Bulan karena “Badai Sempurna” di Pasar
Pada Jumat, 21 November, harga Bitcoin turun tajam, mendekati $80.000—level terendahnya dalam lebih dari tujuh bulan. Penurunan ini terjadi karena sejumlah tekanan pasar yang disebut para ahli sebagai “badai sempurna.”
Menurut data Coinbase dari TradingView, Bitcoin mencapai sekitar $80.500, turun sekitar 36% dari rekor tertingginya bulan lalu dan menjadi harga terendah sejak pertengahan April.
William Stern, pendiri Cardiff, menjelaskan bahwa penurunan ini bukan hanya soal sentimen. “Bitcoin menyentuh $80.500 bukan sekadar sentimen; ini soal keluarnya likuiditas besar-besaran,” katanya. Ia menunjuk dua penyebab utama: Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tinggi sehingga pinjaman lebih mahal, dan seorang investor besar (“whale”) yang menjual lebih dari $1,3 miliar Bitcoin.
“Ketika suku bunga tinggi digabungkan dengan kejutan pasokan sebesar itu, dasar harga secara alami runtuh,” tambah Stern.
Beberapa analis lain juga menyebut faktor sentimen pasar, leverage, dan kondisi ekonomi yang lebih luas sebagai penyebab penurunan.
Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, mengatakan, “Penurunan ini merupakan campuran sentimen risiko, arus keluar ETF, dan posisi leverage yang dilikuidasi. Setiap gelombang jual memicu likuidasi paksa lebih lanjut, menciptakan penurunan mekanis, bukan karena satu penyebab tunggal.”
Katherine Dowling dari Bitwise Asset Management menyoroti tekanan lain: sentimen suku bunga Fed, pasar tenaga kerja, risiko sektor teknologi, margin call, dan kekhawatiran soal shutdown pemerintah. Ia menekankan bahwa penurunan seperti ini normal bagi Bitcoin dan sebaiknya fokus pada fundamental jangka panjang.
Matt Williams dari Luxor menyoroti masalah likuiditas dan leverage tinggi. “Likuiditas semakin menipis, terutama menjelang minggu liburan. Banyak posisi long di sekitar $90k terpaksa dijual,” katanya.
David Brickell dari FRNT menjelaskan bahwa penurunan Bitcoin merupakan kelanjutan tren sebelumnya. Saham teknologi masih tertekan, likuiditas di pasar pendanaan AS ketat, dan menembus level teknikal penting memicu penjualan otomatis.
Brickell menyimpulkan: “Kombinasi likuiditas yang ketat, penjualan sistematis, dan tidak adanya berita bullish baru membuat pasar tidak memiliki pembeli alami.”