Fetch.ai Gugat Ocean Protocol Terkait Penjualan 263 Juta Token FET “Komunitas”

Berita Crypto , Saturday, 08 November 2025
Posted by Rima Dwi Astuti

Fetch.ai Gugat Ocean Protocol, Aliansi AI Kripto Terancam Bubar

Artificial Superintelligence Alliance (ASI) — yang dulu dianggap sebagai kolaborasi besar antara dunia AI dan crypto — kini mulai runtuh akibat konflik internal dan perebutan kendali atas token serta tata kelola proyek.

Aliansi ini awalnya dibentuk untuk menyatukan Fetch.ai (FET), SingularityNET (AGIX), dan Ocean Protocol (OCEAN) dalam satu ekosistem bersama untuk mempercepat pengembangan AI terdesentralisasi (decentralized AI).
Namun, visi kolaboratif tersebut kini berubah menjadi perselisihan terbuka yang akhirnya berujung ke ranah hukum.

Mengapa Fetch.ai Menggugat Ocean Protocol?

Fetch.ai bersama tiga pemegang token lainnya mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Distrik Selatan New York (SDNY) terhadap Ocean Protocol dan para pendirinya.
Mereka menuduh Ocean menyesatkan komunitas terkait otonomi OceanDAO dan penggunaan token komunitas.

Gugatan berjudul Fetch Compute, Inc. et al. v. Bruce Pon et al., Case No. 1:25-cv-9210 ini diajukan pada 4 November 2025, dengan pihak tergugat mencakup Ocean Protocol Foundation Ltd., Ocean Expeditions Ltd., OceanDAO, serta para co-founder: Bruce Pon, Trent McConaghy, dan Christina Pon.

Inti Permasalahan

Menurut Fetch, Ocean:

  • Menjanjikan bahwa ratusan juta token OCEAN akan disimpan untuk hadiah dan insentif komunitas DAO,
  • Namun setelah bergabung dengan ASI Alliance, token-token itu justru dikonversi dan dijual,
  • Tindakan ini dinilai menekan harga token FET dan melanggar prinsip tata kelola DAO.

Sekitar 700 juta token OCEAN menjadi inti dari sengketa ini.
Fetch menuduh bahwa token tersebut awalnya dijanjikan akan dikelola secara otomatis melalui smart contract untuk para kontributor, namun kemudian diklasifikasikan ulang dan diambil alih oleh Ocean.

Dalam gugatan disebutkan bahwa Ocean:

  • Memindahkan aset OceanDAO ke entitas bernama Ocean Expeditions di Kepulauan Cayman pada Juni 2025,
  • Mengonversi OCEAN menjadi FET mulai Juli 2025,
  • Menjual sebagian besar FET di bursa terpusat,
  • Dan akhirnya keluar dari ASI Alliance pada Oktober 2025.

Pernyataan dari Kedua Pihak

Pengacara Fetch, Ed Dartley dari K&L Gates, mengatakan bahwa Ocean “menyesatkan komunitas token dan mitra merger” serta “mengambil keuntungan jutaan dolar yang seharusnya menjadi milik komunitas.”

Sementara itu, Ocean Protocol melalui pengacaranya Preston Byrne menilai gugatan ini “aneh dan lebih cocok untuk konsumsi media sosial,” serta menegaskan bahwa mereka akan melawan tuduhan tersebut dengan serius.

Ben Goertzel, CEO SingularityNET sekaligus salah satu pendiri ASI Alliance, menyatakan rasa kecewa terhadap langkah Ocean, namun menegaskan bahwa aliansi tetap berjalan maju menuju pengembangan AGI dan superintelligence yang terdesentralisasi.

Dampak Hukum dan Pasar

Gugatan Fetch mencakup tuduhan:

  • Penipuan dan konspirasi sipil,
  • Pelanggaran kontrak,
  • Dan pelanggaran hukum bisnis New York.

Fetch meminta ganti rugi finansial serta pengembalian aset komunitas yang dianggap disalahgunakan.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi DAO — apakah organisasi yang disebut “terdesentralisasi” benar-benar dikelola komunitas, atau masih dikontrol oleh segelintir pihak.

Para penggugat menuduh bahwa penjualan token komunitas oleh Ocean:

  • Membanjiri pasar FET,
  • Menurunkan harga token, dan
  • Merusak kepercayaan terhadap ASI Alliance.

Dalam dokumen gugatan disebutkan, lebih dari 661 juta OCEAN dikonversi menjadi sekitar 286 juta FET, dan sekitar 263 juta FET dijual ke pasar — jumlah ini setara dengan sekitar 10% dari total suplai FET saat itu.

Mengapa Kasus Ini Penting

Kasus ini bisa menjadi contoh hukum penting soal akuntabilitas DAO, terutama ketika dana “komunitas” bisa dipindahkan atau dijual tanpa persetujuan pemegang token.
Regulator AS juga tengah menyoroti DAO yang terlihat desentralisasi, tapi sebenarnya masih dikendalikan oleh foundation atau multisig wallet.

Pengadilan akan menentukan apakah ini hanya sengketa bisnis biasa atau pelanggaran kepercayaan terhadap prinsip tata kelola terdesentralisasi.

Langkah berikutnya adalah menunggu tanggapan resmi dari Ocean, kemungkinan permohonan pembatalan gugatan, dan potensi perintah pengadilan terhadap token yang dipermasalahkan.

Kesimpulan

Gugatan Fetch.ai vs Ocean Protocol bukan sekadar soal uang, tapi juga soal kepercayaan dalam sistem terdesentralisasi.
Jika pengadilan memihak Fetch, keputusan ini bisa menjadi preseden yang mengubah cara DAO mengelola dana komunitas dan bagaimana proyek “desentralisasi” dinilai secara hukum di dunia crypto.

Supported by
DepoCrypto.com © 2023