Perlombaan Menuju $1 Triliun: Siapa yang Akan Mencapai Lebih Dulu — Elon Musk atau Ethereum?
Elon Musk, Bitcoin, dan Pertanyaan Triliun Dolar
Ketika Elon Musk menjadi triliuner pertama di dunia, hal itu bukan hanya pencapaian pribadi. Itu menandai babak baru dalam sejarah ekonomi — di mana kekuatan finansial seseorang bisa menyaingi pengaruh sebuah negara.
Sebagai seorang Bitcoiner, saya melihat visi Satoshi Nakamoto tentang desentralisasi kekayaan dan keuangan terbuka bagi semua orang sebagai cara untuk menyebarkan kekuasaan ekonomi, bukan memusatkannya.
Namun, kebangkitan Musk — melalui AI, Tesla, dan SpaceX — justru menunjukkan bagaimana kekayaan dan pengaruh kini kembali terkonsentrasi pada individu, bukan sistem.
Kini, konsep “nilai” tidak hanya dikuasai oleh bank atau pemerintah. Ia juga bergeser ke tangan individu yang mengendalikan teknologi besar.
Beberapa orang mengatakan Bitcoin adalah bentuk private property paling murni — tanpa batas, tidak bisa disita, dan sepenuhnya mandiri.
Dari sudut pandang itu, Satoshi mungkin tidak akan melihat munculnya triliuner sebagai kegagalan desentralisasi, melainkan konsekuensi logis yang tak terduga.
Bayaran Triliun Dolar Elon Musk
Pemegang saham Tesla baru saja menyetujui paket kompensasi besar yang bisa membuat kekayaan bersih Elon Musk menembus $1 triliun, jika target-target utama tercapai.
Lebih dari 75% suara mendukung rencana tersebut, yang bergantung pada pencapaian ambisius Tesla — termasuk kapitalisasi pasar $8,5 triliun dan keberhasilan proyek mobil otonom serta robot humanoid.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kepemilikan Musk bisa mencapai sekitar 25%–27% saham Tesla, dengan nilai lebih dari $2 triliun di puncak valuasi.
Tambahkan SpaceX (yang kini bernilai sekitar $350 miliar dan bisa tumbuh menjadi triliunan pada 2030) serta xAI (diperkirakan di kisaran $75–200 miliar), dan kekayaan Musk berpotensi melampaui beberapa triliun dolar.
Namun, semua target ini bergantung bukan hanya pada teknologi, tetapi juga pada izin pemerintah dan regulasi.
Tesla masih memerlukan izin driverless testing penuh di California dan menghadapi peninjauan keselamatan dari NHTSA. Artinya, sebagian besar kekayaan Musk bergantung pada keputusan kebijakan publik.
Crypto vs. Triliuner
Saat ini, hanya Bitcoin yang memiliki kapitalisasi pasar lebih besar dari kekayaan Musk — lebih dari $2 triliun.
Sementara Ethereum, aset kripto terbesar kedua, berada di kisaran $400 miliar, sekitar $100 miliar lebih kecil dari kekayaan Musk.
Mari bandingkan:
- Jika valuasi Tesla naik ke $3 triliun pada 2035 dan SpaceX bernilai $500 miliar, kekayaan Musk bisa sekitar $1,3 triliun.
- Jika Tesla mencapai $5 triliun dan SpaceX $1 triliun, nilai bersihnya bisa menembus $1,5 triliun.
- Dalam skenario paling optimis, Tesla di $8,5 triliun, SpaceX di $2,5 triliun, dan xAI di $500 miliar, kekayaan Musk bisa mencapai beberapa triliun dolar.
Untuk Ethereum (ETH) bisa lebih cepat mencapai valuasi $1 triliun, harga ETH harus menembus $10.000, dengan asumsi valuasi Tesla tidak naik di atas $3 triliun.
Politik di Balik Kekayaan Para Miliarder
Namun di balik angka-angka besar ini, ada isu sosial yang lebih dalam.
Penelitian menunjukkan bahwa kekaguman terhadap orang super kaya membuat masyarakat kurang mendukung pajak progresif atau kebijakan redistribusi kekayaan.
Riset ilmu politik juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah sering kali lebih berpihak pada kepentingan orang kaya dibanding warga biasa.
Di sisi lain, paparan terhadap kekayaan ekstrem membuat banyak orang merasa kurang puas dan cenderung berkonsumsi berlebihan atau berutang lebih banyak, seperti yang ditulis dalam Quarterly Journal of Economics.
Survei terbaru juga menunjukkan bahwa mayoritas publik merasa para miliarder belum berkontribusi cukup besar untuk masyarakat, dan mereka khawatir atas pengaruh politik yang dimiliki kelompok super kaya ini.
Melihat Skala Kekayaan
Pada 2025, ada sekitar 3.000 miliarder di dunia dari lebih dari 8 miliar penduduk. Belum ada satu pun triliuner sejati.
Satu triliun dolar setara dengan kekayaan gabungan sekitar 100 juta orang rata-rata di dunia. Kesenjangan ini sangat besar dan hampir mustahil dikejar.
Beberapa ekonom, seperti Gabriel Zucman, menyarankan pajak kekayaan 2% per tahun untuk para miliarder, yang bisa menghasilkan $250 miliar per tahun — cukup untuk mendanai layanan publik tanpa menghentikan inovasi.
Siapa yang Lebih Dulu Capai $1 Triliun: Manusia atau Jaringan?
Valuasi Tesla, seperti halnya kapitalisasi Bitcoin, mencerminkan kepercayaan, adopsi, dan eksekusi pasar.
Namun bedanya, Bitcoin tumbuh karena jaringan global yang desentralisasi, sedangkan kekayaan Musk bergantung pada regulasi dan keberhasilan teknologi.
Kita bisa mengagumi inovasi tanpa harus mengkultuskan sosok miliarder.
Apakah yang pertama mencapai $1 triliun nanti Elon Musk atau Bitcoin, pertanyaan yang lebih penting adalah:
Sistem seperti apa yang ingin kita dukung — yang berpusat pada ambisi satu orang, atau pada kekuatan kolektif dari jaringan desentralisasi?