Bursa Kripto Jadi Sorotan Setelah Terjadinya Crash Besar

Berita Crypto , Monday, 13 October 2025
Posted by Rima Dwi Astuti

Kejatuhan Terbesar dalam Sejarah Crypto: Apa yang Terjadi di Oktober 2025

Pasar crypto mengalami salah satu krisis terburuk dalam sejarah antara 10–11 Oktober 2025. Dalam hitungan jam, miliaran dolar lenyap dari berbagai bursa besar:

  • Hyperliquid: likuidasi sebesar US$10,31 miliar
  • Bybit: US$4,65 miliar
  • Binance: US$2,41 miliar

Kerugian ini bahkan melampaui krisis FTX dan crash tahun 2020.

Pemicu utamanya datang setelah Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor China hingga 100%, yang menimbulkan kepanikan di pasar keuangan. Dampaknya sangat besar di pasar crypto karena kombinasi berbahaya: posisi leverage tinggi (hingga 100x), token yang kehilangan patokan harga (depeg) seperti USDe dan WBETH, serta volatilitas ekstrem.

Banyak trader terjebak dan kehilangan seluruh saldo mereka dalam hitungan jam, sementara beberapa bursa menangguhkan penarikan (withdrawal) untuk sementara waktu.

Bursa Crypto Dikecam Akibat Gangguan Teknis

Setelah crash, sejumlah bursa besar seperti Binance, Bybit, dan Hyperliquid mendapat banyak kritik dari komunitas. Banyak pengguna melaporkan order tidak tereksekusi, sistem membeku, dan harga tidak sesuai pasar.

Kris Marszalek, CEO Crypto.com, bahkan menyerukan penyelidikan resmi atas cara bursa-bursa ini menangani krisis, karena diduga terjadi kesalahan teknis dan praktik yang menyesatkan.

Bursa Hyperliquid, yang mencatat jumlah likuidasi tertinggi, menjadi sorotan utama. Binance juga tak luput dari kritik, terutama karena beberapa token di platformnya mengalami depeg.

Binance Bayar Kompensasi US$283 Juta — Langkah Bersejarah

Pada 12 Oktober 2025, Binance mengumumkan akan memberikan kompensasi sebesar US$283 juta kepada pengguna yang terdampak oleh depeg tiga aset besar, yaitu:

  • USDe (Ethena)
  • BNSOL (Binance Solana)
  • WBETH (Wrapped Beacon ETH)

Kompensasi ini diberikan dalam dua gelombang untuk pengguna yang terdampak pada 10 Oktober antara pukul 21:36–22:16 UTC, termasuk mereka yang mengalami kerugian selama transfer internal atau redemption di Binance Earn.

Binance menegaskan bahwa penurunan nilai token (depeg) — seperti USDe turun ke US$0,66 — terjadi setelah crash, bukan sebelumnya, sehingga menolak tuduhan serangan terencana. Namun, Binance juga mengakui adanya kesalahan teknis besar, seperti:

  • Order limit lama (bahkan ada sejak 2019) yang memperparah penurunan harga;
  • Bug tampilan harga yang membuat beberapa aset terlihat seolah jatuh ke US$0 (contohnya IOTX/USDT);
  • Dugaan penyalahgunaan oracle internal sebelum sistem diganti ke oracle eksternal pada 14 Oktober.

Untuk mencegah kejadian serupa, Binance berjanji akan:

  • Menambahkan harga buyback ke dalam indeks acuan;
  • Menetapkan batas harga bawah (price floor) untuk USDe;
  • Melakukan evaluasi ulang sistem likuidasi.

Tanggung Jawab Bursa: Ganti Rugi atau Cegah Krisis?

Kejatuhan besar di Oktober 2025 memunculkan pertanyaan penting:
Apakah bursa crypto hanya perlu memberi kompensasi setelah krisis, atau justru wajib mencegahnya sejak awal?

Langkah Binance membayar US$283 juta memang patut diapresiasi, tetapi kompensasi ini tidak bisa menutupi kegagalan teknis dan manajemen yang menjadi penyebab utama.

Lebih dari 1,6 juta trader terdampak, sementara Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan besar. Beberapa trader kehilangan jutaan dolar dalam hitungan menit.

Untuk melindungi investor dan menjaga stabilitas pasar, bursa kini harus menerapkan:

  • Audit rutin,
  • Sistem “circuit breaker” untuk menghentikan perdagangan darurat,
  • Batas maksimal leverage agar tidak terlalu ekstrem.

Lembaga pengawas seperti SEC (AS) dan AMF (Eropa) juga diperkirakan akan memberlakukan aturan yang lebih ketat agar krisis seperti ini tidak terulang. Kepercayaan investor ke depan akan bergantung pada kemampuan bursa untuk menyeimbangkan inovasi dan perlindungan pengguna.

Titik Balik Dunia Crypto

Crash di Oktober 2025 bisa menjadi titik balik besar bagi industri crypto. Bursa yang dulu dianggap “tak tersentuh” kini berada di bawah tekanan besar.

Seruan untuk regulasi yang lebih kuat semakin keras, tetapi tindakan nyata masih lambat. Padahal, kepercayaan yang hilang sangat sulit dipulihkan. Jika bursa dan regulator tak segera berbenah, trader bisa beralih ke platform yang lebih transparan — atau bahkan meninggalkan pasar sama sekali.

Pertanyaannya sekarang:
Masih bisakah kita mempercayai bursa terpusat (CEX) setelah kegagalan sebesar ini?

Didukung oleh
DepoCrypto.com © 2023