Bagaimana Developer Mengatasi Keterbatasan Finansial AI dengan Blockchain

Blockchain , Wednesday, 05 March 2025
Posted by Rima Dwi Astuti

Seiring berkembangnya kecerdasan buatan (AI), kombinasi dengan teknologi blockchain dan robotika menciptakan peluang baru dalam otomatisasi dan keuangan.

AI dan Blockchain: Kombinasi Kuat

Salah satu keterbatasan AI dan robot adalah ketidakmampuannya untuk menangani transaksi keuangan sendiri. Untuk mengatasi hal ini, pengembang kini mengintegrasikan AI dengan blockchain. Ini memungkinkan AI untuk mengelola aset digital dengan aman, melakukan pembayaran, dan mengeksekusi smart contract.

Di ETH Denver 2025, para ahli dari Coinbase Developer Platform, OpenMind, dan Robonomics membahas bagaimana robot bertenaga AI dan sistem lainnya menggunakan blockchain untuk beroperasi sebagai agen ekonomi independen.

“AI tidak dapat berinteraksi langsung dengan blockchain,” kata Nemil Dalal, Lead Developer di Coinbase. “AI tidak bisa membuka rekening bank atau mentransfer uang sendiri, yang membatasi potensinya.”

Untuk mengatasi ini, Coinbase menciptakan Agent Kit, alat yang memberikan dompet digital untuk AI. Diluncurkan pada bulan November, framework ini memungkinkan AI melakukan transaksi dengan aman seperti manusia.

Bagaimana AI Menggunakan Blockchain

Sejak diluncurkan, lebih dari 2.000 pengembang telah menggunakan Agent Kit, dengan total transaksi mencapai lebih dari $100 juta. Salah satu kasus penggunaan yang populer adalah otomatisasi tugas berbasis blockchain—misalnya, jika suatu kondisi terpenuhi, AI dapat secara otomatis menjalankan tugas tertentu.

Seiring AI semakin banyak digunakan dalam keuangan dan perdagangan kripto, masih ada kekhawatiran tentang kesalahan AI atau 'halusinasi AI'. AI dapat mengambil tindakan yang salah atau memberikan informasi yang tidak akurat, yang berisiko dalam transaksi uang nyata. Untuk mencegah hal ini, Dalal menyarankan mekanisme keamanan seperti persetujuan pengguna untuk transaksi besar atau pembayaran pertama ke penerima baru.

Robot dan Kripto: Kombinasi Alami

Jan Liphardt, pendiri perusahaan AI dan robotika OpenMind, percaya bahwa blockchain sangat penting bagi robot bertenaga AI. “Blockchain dirancang untuk mesin dan sangat penting untuk cara mereka berinteraksi dengan manusia,” katanya.

Liphardt, seorang profesor bioengineering di Stanford, mencatat bahwa banyak industri yang berpusat pada manusia, seperti bank dan maskapai penerbangan, belum siap menerima robot berbasis AI. Tantangan utama adalah verifikasi identitas. Untuk mengatasi ini, OpenMind mengembangkan Iris, robot humanoid dengan dua dompet kripto: dompet Ethereum dan dompet Coinbase. Iris memeriksa saldo setiap enam detik untuk mengelola transaksi.

Menyeimbangkan Inovasi dan Keamanan

Saat robot mulai berintegrasi ke dalam sistem manusia, muncul pertanyaan penting: Bagaimana mereka harus memperoleh dan mengelola uang? Aturan apa yang harus mengatur mereka? Blockchain memberikan solusi dengan menetapkan aturan yang jelas dan tidak dapat diubah.

Untuk memastikan transparansi, OpenMind menulis aturan tata kelola ke dalam Ethereum. Saat robot menyala, ia membaca aturan ini, yang bersifat publik dan tidak dapat diubah. “Jika seseorang bertanya, 'Mengapa kita harus mempercayai AI ini?', kita dapat menunjukkan aturan tersebut,” kata Liphardt. “Kami bahkan mengadaptasi Tiga Hukum Robotika Asimov dan menulisnya di Ethereum.” Namun, ia mengakui bahwa ini hanyalah bagian dari solusi.

Beberapa orang takut dengan robot humanoid bertenaga AI, sebagian karena pengaruh film seperti The Terminator. Untuk meredakan kekhawatiran ini, para pengembang berfokus pada robot yang lebih kecil dan lebih ramah, seperti asisten medis.

Peran Blockchain dalam Robotika

Vitaly Bulatov dari Robonomics, perusahaan di balik robot humanoid Unitree G1, menjelaskan bagaimana blockchain membantu perusahaan robotika kecil. “Kami dapat menjalankan model AI dasar di robot, tetapi kami memerlukan daya komputasi tambahan untuk tugas yang lebih kompleks,” katanya. “Dengan menggunakan Polkadot, kami terhubung ke penyedia komputasi eksternal untuk meningkatkan kapabilitas kami.”

Agar robot berbasis AI dapat berfungsi secara independen, mereka memerlukan identitas, dompet digital, dan kemampuan untuk menandatangani kontrak. Sistem Bulatov mencatat semua pembayaran, kesalahan, dan rekaman video di jaringan penyimpanan terdesentralisasi. Ini memastikan bahwa tugas yang diberikan benar-benar diselesaikan.

“Baik itu jutaan robot atau seluruh kota pintar, kami dapat melacak semuanya berdasarkan pembayaran dan memastikan pekerjaan benar-benar dilakukan,” kata Bulatov.

Kesimpulan

Dengan menggabungkan AI, blockchain, dan robotika, para pengembang menciptakan sistem yang dapat beroperasi secara independen dan aman. Meskipun masih ada tantangan, alat seperti Agent Kit dan aturan tata kelola berbasis blockchain membuka jalan bagi masa depan di mana AI dapat berpartisipasi dalam ekonomi seperti manusia.

Didukung oleh
DepoCrypto.com © 2023