Peter Schiff: Kesepakatan Dagang AS–China Tak Akan Hentikan De-Dollarization
Peter Schiff Peringatkan Krisis Dolar Meski Pasar Menguat karena Optimisme Perdagangan
Pasar global menguat setelah muncul kabar positif soal kemajuan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok, yang membuat investor berharap ketegangan geopolitik mulai mereda. Saham dan nilai dolar AS pun ikut naik.
Namun, ekonom sekaligus pendukung emas Peter Schiff memperingatkan bahwa euforia pasar ini menutupi masalah besar dalam ekonomi AS. Ia menyoroti defisit anggaran yang terus melebar, inflasi tinggi, serta pergeseran global dari penggunaan dolar yang bisa merusak kepercayaan dunia terhadap keuangan Amerika dalam jangka panjang.
Pada 27 Oktober, Schiff menulis di platform X (Twitter):
“Harga emas turun pagi ini karena investor bereaksi terhadap kabar adanya kesepakatan dagang dengan Tiongkok yang membawa kita kembali ke situasi sebelum Trump meningkatkan perang dagang.”
Namun ia menegaskan, kesepakatan itu tidak akan memperbaiki masalah utama seperti defisit besar, pemangkasan suku bunga, inflasi, maupun tren dedolarisasi (pengurangan ketergantungan dunia pada dolar AS).
Schiff juga menambahkan bahwa harga emas akan terus naik dalam jangka panjang.
Menurutnya, pemerintah AS hanya menggunakan “headline” kesepakatan dagang untuk menutupi rapuhnya fondasi ekonomi dan melemahnya kepercayaan global terhadap kebijakan moneter AS.
Sehari sebelumnya, 26 Oktober, Schiff juga berkomentar:
“Futures saham dan bitcoin naik, sementara emas turun, setelah kabar bahwa tarif tambahan 100% untuk barang Tiongkok akan ditunda karena AS dan Tiongkok hampir mencapai kesepakatan dagang yang tidak berarti — yang hanya akan dijadikan klaim kemenangan oleh Trump.”
Schiff menilai optimisme pasar seperti ini salah arah. Ia menegaskan bahwa selama pengeluaran defisit dan tekanan inflasi terus berlanjut, dedolarisasi akan makin cepat, dan kekuatan dolar AS hanya bersifat sementara.
Bagi investor kripto, peringatan ini bisa menjadi sinyal bahwa ketidakpercayaan terhadap dolar dan inflasi tinggi berpotensi mendorong permintaan terhadap aset alternatif seperti emas dan Bitcoin.
