Dari Forensik ke Fakta Cepat: Bagaimana AI Mengubah Eksplorasi Blockchain
Kecerdasan buatan (AI) telah mengubah banyak bidang—mulai dari membuat gambar, menulis teks, hingga mendesain situs web. Sekarang, AI juga mulai merambah dunia blockchain. Dua platform eksplorasi blockchain besar kini telah mengintegrasikan fitur AI untuk membantu pengguna memahami data blockchain dengan lebih mudah dan cepat.
Salah satu platform tersebut adalah Arkham Intelligence. Platform ini membantu pengguna menganalisis data blockchain yang kompleks dari berbagai jaringan seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Smart Chain, Tron, Avalanche, dan lainnya. Arkham menggunakan AI untuk menganalisis transaksi dan mengidentifikasi siapa yang ada di balik berbagai alamat dompet. AI ini menggabungkan data dari blockchain (onchain) dan dari luar blockchain (off-chain) untuk mengungkap alur transaksi yang sebenarnya.
Sebagai contoh, jika ada transaksi terjadi di Binance, AI Arkham dapat melacak jumlah kripto yang dikirim, alamat mana saja yang terlibat, serta ke mana dana itu akhirnya dikirim. Ini sangat membantu—terutama bagi para investigator blockchain—karena mempercepat proses analisis dan mengurangi waktu yang biasanya dihabiskan untuk membaca data secara manual.
Platform lainnya adalah Blockchair, penjelajah blockchain yang mendukung 48 jaringan blockchain. Blockchair memiliki asisten AI bernama Cuborg. Saat pengguna melihat suatu transaksi, Cuborg bisa menjawab pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi dalam transaksi ini?” Misalnya, jika ada alamat Bitcoin yang sudah lama tidak aktif tiba-tiba memindahkan koin setelah bertahun-tahun, Cuborg bisa menjelaskan kapan itu terjadi, berapa jumlahnya, dan apa artinya.
Dengan bantuan AI seperti ini, eksplorasi blockchain menjadi jauh lebih mudah. Pengguna tidak lagi harus memiliki keahlian teknis tingkat tinggi. Cukup ajukan pertanyaan sederhana, dan jawabannya langsung muncul. Hal ini bisa mendorong transparansi yang lebih besar di dunia kripto dan mungkin juga membuat lebih banyak orang tertarik untuk terlibat.
Namun, ada sisi lain yang perlu diwaspadai. Teknologi ini tidak hanya membantu pengguna yang jujur, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang ingin menyembunyikan aktivitasnya. Seiring kemampuan pelacakan semakin canggih, beberapa pengguna mungkin akan beralih ke koin privasi, layanan pencampur (mixer), atau teknologi baru seperti zero-knowledge proof untuk menjaga anonimitas.
Pada akhirnya, meskipun AI membawa alat yang sangat kuat dalam analisis blockchain, kemajuan ini juga menimbulkan pertanyaan baru soal privasi dan transparansi. Menemukan keseimbangan antara keduanya akan menjadi tantangan penting seiring berkembangnya teknologi ini.