Pembeli Bitcoin Masih Mendominasi Saat Harga Tembus Rekor Tertinggi
Bitcoin (BTC) telah mencapai rekor harga baru di kisaran $110.932, dan para pembeli masih mendominasi pasar. Meski harga telah naik 50% dalam waktu kurang dari dua bulan, minat beli tetap tinggi.
Menurut data dari platform analitik on-chain CryptoQuant, jumlah order beli (buy orders) jauh lebih tinggi dibandingkan order jual. Ini berdasarkan metrik yang disebut 90-day cumulative volume delta (CVD), yang mengukur selisih volume beli dan jual selama tiga bulan terakhir.
Analis CryptoQuant, Ibrahim Cosar, mengatakan, “Pembeli kembali mengambil alih pasar. Biasanya, ini jadi sinyal bahwa tren kenaikan harga masih bisa berlanjut.”
Pada bulan Maret hingga awal April, tekanan jual masih mendominasi dan harga BTC sempat turun di bawah $75.000. Namun, sejak Mei, dominasi pembeli mulai terlihat kembali seiring harga menembus level $110.000.
Cosar menambahkan, “Meskipun harga sudah mencapai rekor tertinggi, para pembeli belum mundur. Ini bisa membuka peluang untuk kenaikan lebih lanjut.”
Hodler Jangka Panjang Masih Menahan Asetnya
Para pemegang Bitcoin jangka panjang — atau yang dikenal sebagai hodler — terlihat enggan menjual aset mereka, meskipun harga saat ini cukup tinggi.
Ketika Bitcoin pertama kali menyentuh angka $100.000 pada Desember 2024, banyak investor yang mengambil keuntungan. Tapi sekarang, meski harga sudah naik 10% lebih tinggi, aktivitas ambil untung (profit-taking) hanya setengah dari sebelumnya.
Firma analitik on-chain lain, Glassnode, menyebut bahwa koin-koin lama tidak banyak bergerak kali ini — menunjukkan perilaku holding yang lebih kuat.
CryptoQuant juga mencatat bahwa momentum harga mulai meningkat setelah BTC menembus kembali rata-rata harga beli pemegang jangka pendek (short-term holders), yaitu entitas yang membeli dalam enam bulan terakhir, di bawah $100.000. Level ini sering menjadi indikator “buy the dip” yang kuat di pasar bull.
