Bitcoin Turun di Bawah $110,000, Pasar Crypto Masuk Mode Hati-Hati
Bitcoin jatuh ke bawah $110,000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam minggu. Penurunan ini terjadi karena banyak trader mengambil keuntungan dari reli sebelumnya di tengah ketidakpastian pasar yang makin besar.
Senin malam, harga Bitcoin berada di sekitar $109,317, turun sekitar 2,9% dalam 24 jam terakhir. Angka ini jadi level terendah sejak 9 Juli.
Sebelumnya, Bitcoin sempat naik setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga. Namun, sentimen positif itu memudar karena investor mulai ragu kapan atau apakah pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi.
Analis menyebutkan penurunan Bitcoin disebabkan oleh aksi ambil untung, level resistance teknikal, dan perubahan ekspektasi pasar terhadap suku bunga. Tekanan makin besar setelah ada laporan bahwa satu whale besar menjual 24,000 BTC (senilai sekitar $2,6 miliar), yang memicu likuidasi besar di pasar derivatif.
Situasi tambah tidak pasti setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pemecatan Gubernur The Fed, Lisa Cook. Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal independensi politik bank sentral.
Para analis menyoroti level penting Bitcoin:
- $105,000 sebagai area breakout Juni.
- $100,000 sebagai level psikologis dan teknikal.
Jika harga tembus ke bawah $100,000, risiko terjadinya forced selling akan meningkat. Sedangkan potensi kenaikan masih terbatas di kisaran $118,000–$120,000 sampai kondisi makro ekonomi lebih jelas.
Pasar crypto secara keseluruhan juga ikut tertekan:
- Ethereum turun 7,4% ke $4,371 (sempat menyentuh $4,900).
- XRP turun 4,8% ke $2,87.
- Solana jatuh 9,8% ke $187,7.
- BNB turun 4,2% ke $838.
Secara total, lebih dari $900 juta posisi crypto dilikuidasi hanya dalam satu hari. Menurut analis, modal yang sebelumnya berpindah antara Bitcoin dan Ethereum kini justru keluar dari crypto, menandakan pasar sedang dalam mode risk-off.
