
Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru, Sempat Tembus di Atas $112.000 Akibat Perubahan Arah Kebijakan
Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Baru di Atas $112.000
Bitcoin sempat mencetak rekor harga baru di $112.152 pada hari Rabu, sedikit melampaui puncak sebelumnya di $112.000 yang tercapai pada bulan Mei. Setelah itu, harganya turun tipis ke sekitar $111.000. Sepanjang tahun ini, Bitcoin telah naik sekitar 20%.
Kenaikan ini terjadi setelah pemerintahan Trump mengumumkan jadwal pasti penerapan tarif baru, yang membuat kekhawatiran pasar berkurang. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan bahwa tarif tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus bagi negara-negara yang belum memiliki perjanjian dagang dengan AS. Jika negosiasi gagal sebelum tanggal itu, tarif akan kembali ke level seperti pada April lalu.
Selain itu, Elon Musk juga menyatakan bahwa partai barunya, “America Party,” secara terbuka mendukung Bitcoin—mendorong sentimen positif dari komunitas kripto.
Minat terhadap Bitcoin juga terus tumbuh dari kalangan institusi dan perusahaan. Contohnya, perusahaan desain web asal Inggris, The Smarter Web Company, yang kini fokus pada treasury Bitcoin, baru saja membeli 226,42 BTC senilai sekitar $24,4 juta (Rp400 miliar), dengan harga rata-rata $107.726 per BTC.
Dengan langkah ini, mereka kini berada di peringkat ke-31 dari 135 perusahaan publik dengan kepemilikan BTC terbesar, menurut data Bitcoin Treasuries—berada di antara Cipher Mining dan Core Scientific, dan mendekati posisi 25 besar.
Sementara itu, ETF spot Bitcoin (reksa dana berbasis BTC yang diperdagangkan di bursa) kini mengelola hampir $150 miliar dana institusional. Ini menunjukkan bahwa minat investor besar terhadap Bitcoin tetap kuat meskipun kondisi pasar masih fluktuatif.